Sebagai sebuah cabang keilmuan yang harus dikembangkan dengan sungguh-sungguh, strategi penyebaran dan penguasaan Ilmu Penanaman Modal perlu dirumuskan secara komprehensif, sistemik dan akurat. Hal ini dilandasi pemikiran bahwa proses pemahaman dan penguasaan Ilmu Penanaman Modal ke tengah masyarakat harus berjalan secara sempurna sehingga dapat memberikan kemakmuran dan kesejahteraan bagi peradaban umat manusia.
Dengan pemikiran tersebut, proses pengembangan Ilmu Penanaman Modal ke tengah masyarakat menjadi tergantung dari pihak-pihak yang peduli dalam penyebaran dan pengembangan ilmu tersebut dengan penuh dedikasi. Prinsip yang perlu dibangun dalam proses penyebaran dan penguasaan Ilmu Penanaman Modal adalah taat azas dengan konsep Manajemen Mutu Terpadu (Total Quality Management-TQM).
TQM adalah suatu prosedur di mana setiap orang berusaha keras dan berjuang secara terus-menerus untuk memperbaiki suatu pola kinerja. Dalam penyebaran dan penguasaan Ilmu Penanaman Modal, TQM merupakan upaya atau prosedur yang dilakukan secara intens dalam mendorong dan menumbuhkembangkan Ilmu Penanaman Modal. Tentu saja upaya dan prosedur itu dilakukan untuk menciptakan kinerja penanaman modal yang tinggi bagi suatu bangsa. Di tengah upaya atau prosedur yang terus berjalan, Ilmu Penanaman Modal akan selalu mengalami pertumbuhan dan semakin akomodatif dalam mendorong kesejahteraan dan kemakmuran kehidupan umat manusia.
Melalui azas Manajemen Mutu Terpadu, karakter penyebaran dan penguasaan Ilmu Penanaman Modal akan tercipta sangat ilmiah. Ini dapat dipahami sebagai sebuah aplikasi kerangka kerja manajemen modern, karena bersifat:
Akreditasi terhadap Primary External Customers dan Internal Customers diperlukan untuk menciptakan kualitas tertinggi TQM yang dilakukan dengan model:
Dengan pemikiran tersebut, proses pengembangan Ilmu Penanaman Modal ke tengah masyarakat menjadi tergantung dari pihak-pihak yang peduli dalam penyebaran dan pengembangan ilmu tersebut dengan penuh dedikasi. Prinsip yang perlu dibangun dalam proses penyebaran dan penguasaan Ilmu Penanaman Modal adalah taat azas dengan konsep Manajemen Mutu Terpadu (Total Quality Management-TQM).
TQM adalah suatu prosedur di mana setiap orang berusaha keras dan berjuang secara terus-menerus untuk memperbaiki suatu pola kinerja. Dalam penyebaran dan penguasaan Ilmu Penanaman Modal, TQM merupakan upaya atau prosedur yang dilakukan secara intens dalam mendorong dan menumbuhkembangkan Ilmu Penanaman Modal. Tentu saja upaya dan prosedur itu dilakukan untuk menciptakan kinerja penanaman modal yang tinggi bagi suatu bangsa. Di tengah upaya atau prosedur yang terus berjalan, Ilmu Penanaman Modal akan selalu mengalami pertumbuhan dan semakin akomodatif dalam mendorong kesejahteraan dan kemakmuran kehidupan umat manusia.
Melalui azas Manajemen Mutu Terpadu, karakter penyebaran dan penguasaan Ilmu Penanaman Modal akan tercipta sangat ilmiah. Ini dapat dipahami sebagai sebuah aplikasi kerangka kerja manajemen modern, karena bersifat:
- Proses penyebaran dan penguasaannya sangat tertib dan disiplin sesuai dengan standar baku yang terukur;
- Proses penyebaran dan penguasaannya memiliki konfigurasi layanan yang tepat, sistematis dan memenuhi sasaran jelas yang akan dijangkau;
- Proses penyebaran dan penguasaannya terjadi secara baik, ramah dan menyenangkan karena benar-benar mengutamakan aspek-aspek yang manusiawi;
- Proses penyebaran dan penguasaannya sangat demokratis sehingga memberikan umpan balik yang sangat bermanfaat bagi penyempurnaan kinerja penyebaran ilmu itu sendiri. Di sini terjadi keseimbangan dua sisi yang dapat saling memberikan keuntungan dalam mengembangkan dan mengimplementasikan Ilmu Penanaman Modal;
- Proses pernyebaran dan penguasaannya dilakukan dengan perencanaan matang, penuh perhitungan serta terkonsep dengan sempurna sehingga memiliki indikator kinerja yang jelas, transparan dan terukur;
- Proses penyebaran dan penguasaannya sangat pragmatis, praktis serta efektif namun tetap menjaga kadar ilmiah yang tinggi disertai mutu idealismenya;
- Proses penyebaran dan penguasaannya sangat dinamis dan variatif sehingga tidak terlihat monoton;
- Proses penyebaran dan penguasaannya didukung oleh berbagai aspek-aspek lainnya sehingga keberadaannya menjadi semakin kokoh;
- Primary External Customers: unit penerima substansi Ilmu Penanaman Modal, seperti para siswa atau peserta pendidikan dan pelatihan;
- Secondary External Customers: unit pendorong dari penerima substansi Ilmu Penanaman Modal, seperti para sponsor atau donatur (lembaga, organisasi maupun perseorangan) yang membiayai peserta pendidikan dan pelatihan;
- Tertiary External Customers: unit pengguna (penerima dampak) Ilmu Penanaman Modal, yakni lapangan kerja atau kinerja unit organisasi;
- Internal Customers: unit internal pemrakarsa (pendorong) Ilmu Penanaman Modal, seperti lembaga pendidikan, widyaiswara, staf dan pimpinan (organisasi) lembaga serta sistem administrasinya;
Akreditasi terhadap Primary External Customers dan Internal Customers diperlukan untuk menciptakan kualitas tertinggi TQM yang dilakukan dengan model:
- Primary External Customers: berupa sertifikasi profesi;
- Internal Customers: berupa akreditasi program studi, akreditasi institusi lembaga (perguruan atau institusi) pendidikan, sertifikasi profesi staf dan pimpinan lembaga, serta sertifikasi profesi tenaga pengajar (widyaiswara);